Bab 1: Pendahuluan & Keluarga Nabi Ya'qub

Allah menceritakan tentang kisah Nabi Ya'qub dan Nabi Yusuf 'Alaihissalam kepada Nabi Muhammad dalam surah Yusuf. Kisah ini penuh pelajaran tentang kesabaran, kasih sayang, dan keimanan.

Nabi Ya'qub dikaruniai dua isteri. Isteri pertamanya telah melahirkan 10 orang anak lelaki, sedangkan isterinya yang kedua melahirkan dua anak lelaki, yaitu Yusuf dan Binyamin.

Nabi Ya'qub dianugerahi mukjizat untuk menafsirkan mimpi. Satu-satunya anak yang memiliki kemampuan serupa ialah anak kesayangannya, Nabi Yusuf, sehingga beliau memberi perhatian lebih kepada Yusuf dibandingkan anak-anak lainnya.

Ilustrasi Nabi Ya'qub Alaihissalam

Pembuka ini bantu kita nyambung dengan dinamika keluarga Ya’qub: kasih sayang yang besar, ujian yang juga besar.

Bab 2: Mimpi Yusuf dan Kecemburuan Kakak-kakak

Ketika Yusuf masih kecil, beliau bermimpi melihat matahari, bulan, dan 11 bintang sujud kepadanya. Yusuf menceritakan mimpinya kepada Nabi Ya'qub. Nabi Ya'qub menasihatinya agar tidak menceritakan mimpi ini kepada kakak-kakaknya, karena khawatir mereka cemburu. Namun, Yusuf sempat menceritakan, sehingga timbul kecemburuan yang mendalam di antara mereka. (Rujuk Al-Quran 12:4-9)

Ilustrasi Nabi Yusuf Alaihissalam

Nabi Ya'qub selalu mengawasi Yusuf dan Binyamin, serta tidak membiarkannya bermain bebas dengan kakak-kakaknya, demi menjaga keselamatan dan keistimewaan anaknya.

Bab 3: Rencana Jahat dan Pengkhianatan Kakak-kakak

Karena rasa iri hati, kakak-kakak Yusuf merencanakan untuk menyingkirkan Yusuf dari keluarga mereka. Mereka meminta izin kepada Nabi Ya'qub untuk membawa Yusuf bermain bersama. Awalnya Nabi Ya'qub menolak, namun setelah diyakinkan akan menjaga Yusuf, beliau pun memberikan izin.

Dalam perjalanan, salah seorang dari mereka menyarankan untuk melempar Yusuf ke dalam sumur yang dalam, agar nanti ada musafir yang menemukannya. Mereka akhirnya setuju untuk menaruh Yusuf di dalam sumur dan menutupnya, lalu kembali kepada ayah mereka dengan membawa baju Yusuf yang telah dilumuri darah palsu.

Bab 4: Baju Berdarah dan Kesedihan Ya'qub

Kakak-kakak Yusuf kembali kepada Nabi Ya'qub sambil menangis, mengaku bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Mereka menunjukkan baju Yusuf yang berlumuran darah sebagai bukti. Namun, Nabi Ya'qub yang bijaksana segera mengetahui bahwa itu tidak benar, karena baju Yusuf tidak robek.

Kesedihan Nabi Ya'qub sangat mendalam akibat kehilangan Yusuf, hingga beliau mengalami kebutaan (kehilangan penglihatan) akibat terlalu sering menangis. Kesedihan ini berlangsung bertahun-tahun, tetapi beliau tetap bersabar dan memohon pertolongan Allah.

Bab 5: Yusuf Dijual dan Tumbuh di Istana Al-Aziz

Sementara itu, sekelompok musafir menemukan Yusuf di dalam sumur. Mereka membawanya ke Mesir dan menjualnya di pasar dengan harga murah.

Atas kuasa Allah, Al-Aziz (Menteri Keuangan Mesir) membeli Yusuf untuk dijadikan hamba di istananya. Yusuf tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, beriman, dan tampan. Al-Aziz menyayanginya seperti anak sendiri dan memberikan tanggung jawab penting, termasuk pengelolaan keuangan istana.

Bab 6: Godaan Zulaikha dan Fitnah

Seiring Yusuf dewasa, ketampanannya menjadi sangat menonjol. Isteri Al-Aziz, Zulaikha, terpikat oleh Yusuf. Ia mencoba merayu Yusuf, yang tetap menjaga kesucian dan menolak ajakan tersebut dengan berkata, "Aku berlindung kepada Allah."

Ketika Al-Aziz pulang, Zulaikha memfitnah Yusuf mencoba melakukan maksiat. Namun, setelah diselidiki, Al-Aziz mengetahui kebenaran: baju Yusuf koyak di bagian belakang, membuktikan bahwa Yusuf tidak bersalah dan Zulaikha yang mengejarnya.

Bab 7: Yusuf di Penjara dan Menafsirkan Mimpi Narapidana

Demi menutup aib keluarga, Yusuf tetap dimasukkan ke penjara untuk sementara waktu. Di dalam penjara, Yusuf tetap beribadah. Ia tinggal bersama dua narapidana yang masing-masing memiliki mimpi misterius.

Dengan karunia Allah, Yusuf menafsirkan mimpi mereka dengan tepat: narapidana pertama akan dibebaskan, sedangkan narapidana kedua akan dihukum mati. Penafsiran ini menunjukkan kemampuan Yusuf yang luar biasa dan kesetiaannya kepada Allah.

Bab 8: Mimpi Raja Mesir dan Pembebasan Yusuf

Tujuh tahun kemudian, Raja Mesir mengalami mimpi aneh yang membuatnya gelisah. Tidak ada penasihat yang mampu menafsirkan mimpi tersebut.

Narapidana yang dibebaskan teringat akan kemampuan Yusuf. Ia kemudian menghadap Raja Mesir untuk menyarankan agar Yusuf dipanggil. Yusuf dipanggil dan menafsirkan mimpi Raja dengan tepat: Mesir akan mengalami tujuh tahun masa subur diikuti tujuh tahun masa kekeringan.

Bab 9: Yusuf Menjadi Penasihat Raja dan Strategi Kemarau

Raja sangat kagum dengan kebijaksanaan Yusuf dan mengangkatnya sebagai penasihat utama (Menteri Keuangan/Bendahara Mesir). Yusuf dipercaya mengelola persediaan makanan Mesir.

Sesuai strateginya, Yusuf menyimpan makanan selama tujuh tahun masa subur. Ketika masa kemarau tiba, Yusuf mengatur distribusi makanan dengan bijaksana, memastikan setiap keluarga di Mesir tetap terpenuhi kebutuhannya. Strategi ini menyelamatkan Mesir dari kelaparan.

Bab 10: Pertemuan Pertama dengan Kakak-kakak

Selama masa kelaparan, sepuluh kakak Yusuf datang ke Mesir dari Palestina untuk membeli gandum. Mereka tidak mengenali Yusuf karena penampilan dan posisinya yang tinggi di pemerintahan Mesir. Namun, Yusuf mengenali mereka.

Yusuf memberikan gandum kepada mereka tetapi meminta agar mereka membawa adik bungsu mereka, Binyamin, pada kunjungan berikutnya untuk membuktikan niat baik mereka.

Bab 11: Kembalinya Binyamin

Kakak-kakak Yusuf kembali kepada Nabi Ya'qub dan menceritakan permintaan Yusuf. Nabi Ya'qub awalnya khawatir, tetapi akhirnya mengizinkan Binyamin pergi setelah mereka bersumpah untuk menjaganya. Ia berpesan, "Hanya kepada Allahlah aku berserah."

Setelah tiba di Mesir, Yusuf menyambut Binyamin dengan hangat. Di tempat terpisah, ia mengungkapkan identitasnya kepada Binyamin dan mulai merancang cara untuk menjaga adiknya tetap bersamanya.

Bab 12: Ujian Mangkok Penyukat

Yusuf merancang ujian dengan memasukkan mangkok penyukat diraja ke dalam tas Binyamin. Ketika tas diperiksa, mangkuk tersebut ditemukan, dan Binyamin dituduh mencuri. Ini adalah strategi Yusuf untuk menahan Binyamin tanpa memberitahu kakak-kakaknya bahwa ia adalah Yusuf.

Kakak-kakaknya terkejut. Mereka memohon agar salah satu dari mereka ditahan sebagai ganti Binyamin, menunjukkan penyesalan dan kesetiaan mereka terhadap janji kepada ayah mereka. Namun, Yusuf menolak.

Bab 13: Pengakuan dan Reuni Keluarga

Setelah berbagai upaya, Yusuf akhirnya mengungkapkan identitasnya: "Akulah Yusuf!" Kakak-kakaknya terkejut dan mengakui kesalahan mereka. Yusuf kemudian meminta mereka membawa baju (gamis) miliknya kepada ayahnya.

Yusuf menjemput seluruh keluarganya, termasuk Nabi Ya'qub, ke Mesir. Ia menyambut mereka dengan hangat di istana, menyediakan tempat tinggal, dan menunjukkan kasih sayang yang besar.

Bab 14: Pemulihan Penglihatan Nabi Ya'qub

Setibanya di Palestina, ketika baju Yusuf disapukan ke wajah Nabi Ya'qub, mukjizat terjadi: penglihatan Nabi Ya'qub pulih kembali! Kebahagiaan dan rasa syukur meliputi Nabi Ya'qub dan keluarga.

Keluarga Nabi Ya'qub kemudian melakukan perjalanan ke Mesir. Di sana, mereka dipersatukan kembali oleh Yusuf dengan penuh kebahagiaan dan ketenteraman. Allah mempertemukan kembali ayah dan anak yang lama terpisah.

Bab 15: Pengampunan Yusuf untuk Kakak-kakaknya

Dengan hati yang lapang, Yusuf berkata kepada kakak-kakaknya, "Aku tidak akan menyalahkan kalian hari ini. Semoga Allah mengampuni kalian, sesungguhnya Allah Maha Pengampun."

Sikap pemaaf ini menegaskan bahwa pengampunan dan kasih sayang adalah bagian penting dari karakter seorang hamba yang beriman kepada Allah, sekaligus menunjukkan pelajaran atas kesalahan di masa lalu.

Bab 16: Mimpi Menjadi Kenyataan

Setibanya di istana Mesir, Yusuf menyambut kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Semua berkumpul, dan saat itu, Nabi Ya'qub, ibu, dan sebelas saudara Yusuf sujud di hadapan Yusuf sebagai bentuk penghormatan.

Saat itu, Yusuf berkata, "Wahai ayahku, inilah ta'wil (penafsiran) mimpiku yang dahulu itu. Sesungguhnya Tuhan telah menjadikannya kenyataan." (Rujuk Al-Quran 12:100). Ini menutup kisah perjalanan hidupnya dengan penuh ketakwaan dan hikmah.

Bab 17: Pelajaran dan Hikmah Kisah

Kisah Nabi Yusuf dan Nabi Ya'qub mengajarkan banyak hal, di antaranya:

  • Kesabaran: Nabi Ya'qub yang sabar dalam ujian kehilangan anak.
  • Kejujuran: Nabi Yusuf yang menjaga diri dari maksiat meskipun dalam godaan besar.
  • Pengampunan: Yusuf yang memaafkan semua kesalahan kakak-kakaknya.
  • Tawakal: Berserah diri sepenuhnya kepada rencana dan kehendak Allah.

Bab 18: Penutup

Kisah ini adalah salah satu kisah terbaik dalam Al-Quran yang memberikan pelajaran berharga bagi umat manusia. Yusuf berdoa kepada Allah agar wafat dalam keadaan beriman dan digolongkan dalam orang-orang yang benar.