- Dari Bani Israel untuk Baalbek. Nabi Ilyas (juga disebut Ilyasin/Yasin) diangkat sebagai nabi dan diutus ke Baalbek—kini timur Lebanon—wilayah yang dulu termasuk kawasan besar bernama Syam. Zaman berubah, negeri-negeri kini terpecah, tapi pesan tauhid tetap sama.
- Seruan kepada penyembah Ba’l. Penduduk Baalbek menyembah berhala Ba’l. Ilyas menyeru: “Mengapa kalian menyembah berhala dan meninggalkan sebaik-baik Pencipta? Berimanlah kepada Allah, Tuhan sekalian alam—Tuhan nenek moyang kalian.” Rujukan: Al-Qur’an 37:125–126.
- Penolakan dan ancaman. Kaum menolak, raja yang zalim memerintahkan Ilyas dibunuh. Dakwah tauhid memang sering berhadapan langsung dengan kekuasaan yang takut kehilangan pengaruh.
- Hijrah yang panjang. Ilyas bersembunyi di pegunungan sekitar Baalbek selama dua dekade. Lalu keluar lagi—tetap membawa pesan yang sama, tanpa menambah getar amarah.
- Hidayah itu selektif. Penolakan terulang. Allah menegaskan: mereka akan dibawa kembali untuk menerima balasan, kecuali hamba-hamba-Nya yang disucikan dari syirik. Rujukan: Al-Qur’an 37:127–128.
- Nama yang diabadikan. Allah memuliakan Ilyas untuk generasi setelahnya: “Salam sejahtera atas Ilyasin (Ilyas)!”—sebuah pengakuan yang mengalahkan lupa sejarah. Rujukan: Al-Qur’an 37:129–130.
- Akhiran yang tenang. Ilyas wafat di Baalbek. Warisannya adalah keteguhan: tetap menyampaikan kebenaran, bahkan ketika dunia menutup telinga.

🧭 Browser: memuat…
💻 OS: memuat…
🌐 IP: memuat…
🏳️ Negara: memuat…