Nabi Ilyas ‘Alaihissalam - Teguh di Lembah Baalbek

Ditulis oleh: Saudari Sharifah Syazreen Al-Idrus Estimasi baca: ~5 menit Mode: Dark • Satu Kolom • Fullscreen
Kisah singkat tapi menusuk: dakwah tauhid di tengah kultus Ba’l, pelarian panjang, lalu nama yang dimuliakan. Narasi asli dijaga, ditambah sentuhan ringan agar pesannya terasa dekat.
  1. Dari Bani Israel untuk Baalbek. Nabi Ilyas (juga disebut Ilyasin/Yasin) diangkat sebagai nabi dan diutus ke Baalbek—kini timur Lebanon—wilayah yang dulu termasuk kawasan besar bernama Syam. Zaman berubah, negeri-negeri kini terpecah, tapi pesan tauhid tetap sama.
  2. Seruan kepada penyembah Ba’l. Penduduk Baalbek menyembah berhala Ba’l. Ilyas menyeru: “Mengapa kalian menyembah berhala dan meninggalkan sebaik-baik Pencipta? Berimanlah kepada Allah, Tuhan sekalian alam—Tuhan nenek moyang kalian.” Rujukan: Al-Qur’an 37:125–126.
  3. Penolakan dan ancaman. Kaum menolak, raja yang zalim memerintahkan Ilyas dibunuh. Dakwah tauhid memang sering berhadapan langsung dengan kekuasaan yang takut kehilangan pengaruh.
  4. Hijrah yang panjang. Ilyas bersembunyi di pegunungan sekitar Baalbek selama dua dekade. Lalu keluar lagi—tetap membawa pesan yang sama, tanpa menambah getar amarah.
  5. Hidayah itu selektif. Penolakan terulang. Allah menegaskan: mereka akan dibawa kembali untuk menerima balasan, kecuali hamba-hamba-Nya yang disucikan dari syirik. Rujukan: Al-Qur’an 37:127–128.
  6. Nama yang diabadikan. Allah memuliakan Ilyas untuk generasi setelahnya: “Salam sejahtera atas Ilyasin (Ilyas)!”—sebuah pengakuan yang mengalahkan lupa sejarah. Rujukan: Al-Qur’an 37:129–130.
  7. Akhiran yang tenang. Ilyas wafat di Baalbek. Warisannya adalah keteguhan: tetap menyampaikan kebenaran, bahkan ketika dunia menutup telinga.

🧭 Browser: memuat… 💻 OS: memuat… 🌐 IP: memuat… 🏳️ Negara: memuat…
🗺️ Sitemap 🏠 Home
times;