Kisah ini hangat, penuh doa dan keteladanan, dengan sedikit penjelasan santai agar makin mudah dicerna, tanpa mengubah ruh cerita.

1) Pembuka: Zakaria, Imran, dan keluarga yang alim

Nabi Zakaria merupakan seorang yang sangat alim dan dihormati. Baginda merupakan biras kepada Imran, seorang sheikh yang juga sangat alim dan selalu mengimamkan salat di Baitulmaqdis. Isteri mereka merupakan adik-beradik (yang juga sangat alim dan dihormati) dan kedua-dua isteri mereka mandul maka mereka tidak mempunyai zuriat sehinggalah suatu masa ketika mereka sudah tua.

2) Doa Hannah yang tulus

Pada suatu hari, ketika isteri Imran yang bernama Hannah sedang beribadah, dia terlihat seekor ibu burung memberi anak-anaknya makan, lalu mengembangkan sayapnya melindungi mereka saat angin bertiup. Hati Hannah tergerak untuk memiliki anak, meski sudah tua. Maka dia berdoa sungguh-sungguh agar Allah mengurniakan seorang anak, dan Allah memakbulkan permintaannya.

3) Nazar Hannah dan kelahiran Maryam

“(Ingatlah), ketika isteri Imran berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang berada dalam kandunganku untuk (menjadi) hamba yang berkhidmat...’”, Rujuk Al-Qur’an (3:35)

Hannah bernazar, anak yang dikandung akan didedikasikan di jalan Allah dan tinggal di sebuah mihrab. Lahir bayi perempuan bernama Maryam. Hannah berdoa agar Maryam dan zuriat dari Maryam terlindung dari syaitan, istimewanya Maryam dan Isa, mereka tidak pernah diganggu syaitan. Imran wafat saat Maryam masih dalam kandungan, sehingga Maryam lahir sebagai anak yatim. Para orang alim pun berdebat tentang hak penjagaannya.

4) Penentuan penjaga Maryam

Nabi Zakaria berkata, “Tentulah aku yang paling layak menjaganya kerana aku bapa saudaranya”. Mereka ingin cabutan undi. Tiga kali percobaan dilakukan dengan pena, pertama diambil anak kecil, kedua di air yang mengalir, ketiga syarat dibalik, dan tiga-tiganya menunjuk pena Nabi Zakaria sebagai pemenang. Jelas, Allah menghendaki Nabi Zakaria menjaga Maryam.

5) Rezeki Maryam di mihrab

Maryam membesar sebagai perempuan yang sangat alim, baik, suci, dan sering mendapat perhatian istimewa dari Allah. Nabi Zakaria melihat Maryam mendapat buah-buahan di luar musim, bukti rezeki langsung dari Allah.

“Setiap kali Zakariya masuk menemui Maryam di mihrab, dia mendapat makanan di sisi Maryam...”, Rujuk Al-Qur’an (3:37)

6) Doa Zakaria dan kabar gembira Yahya

“Ya Tuhanku, tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban...”, Rujuk Al-Qur’an (19:5-6)

Menyaksikan tanda itu, Zakaria makin yakin. Ia berdoa memohon zuriat yang mewarisi kenabian dan keturunan Ya‘qub. Allah mengabulkan: malaikat menyampaikan berita kelahiran putra bernama Yahya, nama yang belum pernah dipakai sebelumnya, yang akan menguatkan kebenaran ayat-ayat Allah, menjadi pemimpin orang alim, dan hidup total untuk Allah.

“Wahai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran) seorang anak bernama Yahya...”, Rujuk Al-Qur’an (19:7) dan (3:39)

7) Tanda kehamilan dan tiga hari tanpa berbicara

Zakaria terkejut: bagaimana mungkin, sedangkan ia sudah tua dan istrinya mandul? Allah menegaskan: “Allah melakukan apa yang Dia kehendaki.” Zakaria meminta tanda, dan Allah menjadikan beliau tidak mampu berbicara selama tiga hari kecuali dengan isyarat, sembari diperintahkan untuk bertasbih di pagi dan petang. Tak lama, Elisha, isteri Zakaria, hamil. Saat itu Zakaria berumur sekitar 90 tahun.

“Tanda bagimu ialah kamu tidak dapat bercakap dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat...”, Rujuk Al-Qur’an (3:40-41)

8) Nabi Yahya: alim, lembut, total beribadah

Nabi Yahya lahir dan membesar sangat alim, pribadi serius yang menghafal Taurat sejak kanak-kanak, tekun di rumah ibadah, penuh kasih pada manusia dan makhluk lain, berbakti pada orang tuanya, rendah hati, dan sering menangis tersentuh oleh ayat-ayat Allah saat berdakwah. Beliau memilih tidak menikah demi total beribadah kepada Allah.

9–10) Ujian dari penguasa dan permintaan keji

Seorang raja iri karena rakyat lebih menyayangi Nabi Yahya. Raja itu tengah terpikat kepada anak saudaranya sendiri (mahram), sementara Yahya mengingatkan larangan menikah dengan mahram dan hukuman bagi pelakunya. Si perempuan jahat menggoda raja, mensyaratkan “maharnya” adalah kepala Nabi Yahya, syarat yang keji.

11) Wafatnya Nabi Yahya

Nabi Yahya wafat dibunuh dan dipenggal saat beribadah. Kisah ini pedih, namun keteguhan Yahya adalah pelajaran besar: kebenaran tetap disampaikan walau berisiko besar.

12) Kemuliaan keluarga ini

Allah mengangkat darjat mereka sangat tinggi, sampai menamai surah sempena nama mereka: Surah Maryam dan Surah Ali ‘Imran. Kisah ini mengajak kita untuk terus berdoa, menjaga nazar, dan percaya bahwa rezeki Allah datang dari arah yang tak disangka.