Gambaran singkat
Bentuknya tidak tajam di haluan seperti kapal modern lebih mirip kotak raksasa yang mengapung. Papan-papan tebal disatukan dengan pasak dan paku, getah menyegel celah. Satu pintu besar di lambung tertutup rapat; di atasnya ada jendela kecil sebagai sumber cahaya dramatis ke dalam ruang yang padat.
Mukjizat-mukjizat utama
1) Dibangun atas wahyu
Nuh عليه السلام memasang tiap papan dan menancapkan tiap paku atas bimbingan wahyu. Pekerjaan raksasa ini justru dikerjakan di padang pasir wajar bila kaumnya mengejek, tapi Nuh tenang melangkah.
2) Tanda berangkat: tanūr memancar
Ketika **tanūr** (tungku) memancarkan air, itu sinyal berangkat: muatkan orang beriman dan sepasang dari tiap makhluk. Yang menolak kebenaran biarlah keputusan Allah berlaku.
3) Ombak setinggi gunung
Langit tercurah deras, bumi memancar; gelombang laksana gunung. Bahtera tetap melaju bukan sekadar terapung diarahkan dan dijaga hingga berlabuh di Gunung Judi.
4) Tanpa layar dan kemudi
Tak ada layar, kemudi, atau mesin. **“Bismillah majrāhā wa mursalāhā”** dengan Nama-Nya ia bergerak dan berlabuh.
5) Semua pasangan di dalam
Beragam makhluk bahkan yang lazim bermusuhan hidup berdampingan hingga mendarat. Damai yang Allah pelihara untuk kelanjutan kehidupan.
Ayat Al-Qur’an terkait Bahtera Nuh
وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ
Hūd (11): 37 “Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan wahyu Kami; dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”
Tafsir singkat: Perintah langsung dari Allah: proyek ini di bawah pengawasan-Nya. Nuh bukan ahli kapal, namun detailnya diajarkan lewat wahyu.
وَحَمَلْنَاهُ عَلَىٰ ذَاتِ أَلْوَاحٍ وَدُسُرٍ
Al-Qamar (54): 13 “Dan Kami mengangkutnya (Nuh) di atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku.”
Catatan: “Dusur” bermakna paku: konstruksi yang kukuh, sederhana, dan efektif.
وَيَصْنَعُ الْفُلْكَ وَكُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ مَلَأٌ مِّن قَوْمِهِ سَخِرُوا مِنْهُ قَالَ إِن تَسْخَرُوا مِنَّا فَإِنَّا نَسْخَرُ مِنكُمْ كَمَا تَسْخَرُونَ فَسَوْفَ تَعْلَمُونَ مَن يَأْتِيهِ عَذَابٌ يُخْزِيهِ وَيَحِلُّ عَلَيْهِ عَذَابٌ مُّقِيمٌ
Hūd (11): 38–39 “Dan Nuh membuat bahtera. Setiap kali pemimpin kaumnya lewat kepadanya, mereka mengejeknya. Nuh berkata: ‘Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami). Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya, dan yang akan didatangi azab yang kekal.’”
Hikmah: Keteguhan menghadapi ejekan kebenaran tidak ditentukan oleh mayoritas suara.
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ قُلْنَا ٱحْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّۢ زَوْجَيْنِ ٱثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيْهِ ٱلْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَ ۚ وَمَآ ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٌۭ
Hūd (11): 40 “Hingga apabila perintah Kami datang dan tanūr telah memancarkan air, Kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu sepasang dari tiap-tiap jenis (makhluk hidup) dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ditetapkan atasnya hukuman, dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman.’ Dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit.”
Penjelasan: “Tanūr memancar” sebagai tanda ilahi dimulainya perjalanan seleksi keselamatan berbasis iman, bukan asal-usul.
وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ
Hūd (11): 42 “Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung.”
Gambaran: Visual hiperbolik yang realistis: ombak setinggi gunung namun bahtera tetap melaju, bukan sekadar terapung.
فَفَتَحْنَآ أَبْوَٰبَ ٱلسَّمَآءِ بِمَآءٍۢ مُّنْهَمِرٍۢ وَفَجَّرْنَا ٱلْأَرْضَ عُيُونًۭا فَٱلْتَقَى ٱلْمَآءُ عَلَىٰٓ أَمْرٍۢ قَدْ قُدِرَ
Al-Qamar (54): 11–12 “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah deras. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemulah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan.”
Skala peristiwa: Air dari dua arah sekaligus atas dan bawah mencipta bencana yang tak mungkin ditahan oleh kapal biasa.
وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا ۚ إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Hūd (11): 41 “Dan Nuh berkata: ‘Naiklah kamu sekalian ke dalamnya. Dengan nama Allah berlayarnya dan berlabuhnya.’ Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Inti navigasi: Arah dan keselamatan dikembalikan pada Nama-Nya spiritualitas yang membumi.
تَجْرِي بِأَعْيُنِنَا جَزَاءً لِمَن كَانَ كُفِرَ
Al-Qamar (54): 14 “Bahtera itu berlayar dengan pengawasan Kami, sebagai balasan bagi orang yang telah didustakan.”
Makna pengawasan: Perlindungan aktif bukan sekadar dibiarkan mengapung di ketidakpastian.
فَأَنجَيْنَاهُ وَمَن مَّعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
Asy-Syu‘ara (26): 119 “Dan Kami selamatkan dia (Nuh) dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera yang penuh muatan.”
Pesan: Keselamatan adalah anugerah; “penuh muatan” menandakan misi keanekaragaman makhluk yang dijaga.
📖 Tafsir tematik & hikmah
- ⏳ Kesabaran dakwah: Bertahun-tahun diejek, tetap sabar dan konsisten hasil diserahkan pada Allah.
- ⚓ Ketaatan total: Membangun bahtera di padang pasir menantang logika; ketaatan pada wahyu didahulukan.
- 🤲 Kepemimpinan penuh kasih: Seruan Nuh pada anaknya lembut pemimpin mengajak dengan cinta.
- 🧬 Nasab vs iman: Keselamatan berdasar iman, bukan hubungan darah pelajaran tentang keadilan Ilahi.
- 🌍 Kuasa atas alam: Bumi dan langit tunduk; bencana dan keselamatan dalam genggaman-Nya.
- 🦁 Kesatuan makhluk: Sepasang dari tiap jenis simbol keberagaman yang dijaga untuk kelangsungan.