-
🧩Browser: mendeteksi...
-
💻OS: mendeteksi...
-
📍Lokasi: Surabaya, Jawa Timur 🇮🇩
-
ℹ️Tata letak: 1 kolom, wide fullscreen, responsif

Wajah asli Kota Balikpapan tahun 1900 — tebak ini daerah mana???

Orang Balikpapan sekarang wajar tak tahu… tapi sewajarnya bisa tahu sedikit lah tentang sejarah kota Balikpapan.


Lahirnya Balikpapan dan Sumur Mathilda

Balikpapan yang telah ditasbihkan pada tanggal 10 Februari 1897 sebagai hari lahirnya, merujuk pada penemuan Sumur Mathilda (10 Februari 1897). Peristiwa ini penting bagi pertumbuhan Balikpapan; tanggal penemuan sumur ditetapkan sebagai hari lahir Kota Balikpapan melalui Seminar Sehari 1 Desember 1985 yang melibatkan tokoh masyarakat, legislatif, dan eksekutif.


Dari Kesultanan Kutai ke Protektorat Hindia Belanda

Jauh sebelumnya, Balikpapan sudah ada dan berada dalam wilayah pengembangan pemerintahan Kesultanan Kutai. Kesultanan Kutai kemudian menjadi wilayah protektorat Hindia Belanda, sehingga Balikpapan termasuk daerah “Protektorat Pemerintahan Hindia Belanda”—ini menjadi asal-usul sejarah pemerintahannya.

Onderafdeeling dan kontrol pemerintahan

Pada masa Hindia Belanda, Balikpapan berkedudukan sebagai Onderafdeeling (bagian administratif) dari wilayah Kutai Selatan, meliputi dua distrik: Samboja dan Balikpapan, dipimpin seorang Controleur. Sebelumnya, ada pejabat Gezaghebber (Komendur Laut) yang kemudian dihapus dan fungsinya digantikan Controleur sebagai kepala pemerintahan setempat.

Nama-nama Controleur yang pernah menjabat: Brouwer (1927–1929), Van Dreis (1929–1934), Van der Brink (1934–1936), Mr. Van Hoeve (1938–1940), dan N. Bleckmen (1940–1942). Kepala distrik yang berada di bawahnya antara lain: Kiyai Mas Temenggung, Kutai Mas Djaya Purwanta, Kutai Djaya, Kutai Nas Titip, Kutai Raden Rahmad.


Kampung-kampung Balikpapan era 1920-an

Pada era 1920-an, distrik Balikpapan meliputi lima kampung, masing-masing dipimpin petinggi (pembakal/kepala kampung; kini kepala kelurahan):

Di luar itu, ada kampung-kampung berada dalam otoritas BPM (De Bataafsche Petroleum Maatschappij) untuk mengamankan kepentingan perusahaan minyak. Sejak 1920, tercatat tiga petinggi berkedudukan di Pandan Sari, Gunung Balikpapan, dan Pasar Baru—kampung-kampung ini sepenuhnya berada dalam pengawasan BPM.

Struktur wakil petinggi

Para petinggi dibantu wakil (satu atau lebih). Contoh: Kampung Baru Ulu menempatkan tiga wakil masing-masing di Mentawir, Teluk Tebang, Teluk Waru. Petinggi Karang Anyar/Strat Baru menempatkan tiga wakil di Rapak, Strat Baru, Cemara Ginting (Cemara Rindang). Klandasan Ilir menempatkan dua wakil di Manggar dan Sepinggan, sementara Klandasan Ilir lainnya dibantu satu wakil di Cemara Ginting. Wilayah Prapatan memiliki satu wakil di Gtobtrng (kini sekitar Jembatan Marayati/Gunung Sari).


Perubahan wilayah dan Balikpapan Seberang

Menjelang berakhirnya kekuasaan Hindia Belanda, Balikpapan Seberang diubah menjadi kampung mandiri. Pemekaran Kampung Baru (Balikpapan Seberang) melahirkan: Kampung Tuban, Kampung Tanjung Jumlai, Kampung Nenang, Kampung Penajam.

Setelah era 2000-an, Balikpapan Seberang diserahkan ke Kabupaten Pasir (Tanah Grogot). Lalu pada 10 April 2002, sesuai UU RI No. 7 Tahun 2002, Penajam berdiri sendiri sebagai Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).


Konteks tambahan santai

Kalau dilihat, jejak Balikpapan itu gabungan antara garis pantai niaga, temuan minyak, dan struktur kampung yang fleksibel mengikuti kebutuhan—termasuk masa ketika BPM jadi “pagar” ekonomi. Paham secuil sejarah ini bikin kita lebih mudah mengenali nama-nama kawasan dan kenapa batas-batas administratifnya berubah seiring waktu.

🟢WhatsApp 🔵Facebook X (Twitter) 🔷Telegram

Kolom komentar

times;