Bahaya Buruk Sangka (Su'u Zhan) dan Menggunjing
Berbagai **prasangka buruk** seringkali bersemayam di hati—tanpa bukti kuat. Bila penyakit ini dibiarkan, ia melahirkan tuduhan tanpa dasar dan menyulut fitnah yang merusak hubungan sosial. Dalam Islam, buruk sangka dan menggunjing (**ghibah**) bukan perkara sepele: keduanya memiliki dampak spiritual dan sosial yang serius.
Ayat ini mengajarkan agar kita berhati-hati terhadap prasangka yang tidak berdasar. Allah memerintahkan menjauhi "kebanyakan" prasangka—bukan melarang keseluruhan prasangka—karena prasangka yang didukung bukti (*qarinah*) bisa menjadi indikasi yang sahih.
Perbedaan: Prasangka Beralasan vs. Prasangka Murni
Ulama membedakan antara zhan yang muncul karena *qarinah* (tanda yang nyata) - yang kadang tak terelakkan - dan zhan yang murni tanpa alasan. Yang pertama dapat muncul dari pengamatan; yang kedua **dilarang dan berpotensi menjadi dosa** jika diucapkan atau disebarkan.
Dalil Hadits
Kapan Zhan Diharamkan?
- Bila tidak ada bukti atau tanda nyata yang mendukung prasangka tersebut.
- Bila sasaran prasangka adalah orang yang zahirnya shalih atau menjaga kehormatan.
- Bila prasangka itu disuarakan, disebarluaskan, atau menyebabkan fitnah (*ifk*).
Contoh Kasus & Pelajaran
Peristiwa **Ifk** di zaman Nabi—ketika Aisyah radhiyallahu 'anha difitnah—menjadi pelajaran penting: kaum beriman seharusnya bersangka baik terhadap sesama dan tidak ikut menyebarkan rumor tanpa bukti. Al-Qur'an bahkan mengecam mereka yang berprasangka buruk sehingga menjadi kaum yang binasa.
Ghibah (Menggunjing) dan Konsekuensinya
Ghibah adalah menyebut keburukan orang lain yang jika benar tentu membuatnya tersinggung. Ia termasuk **dosa besar** jika disebarluaskan tanpa tujuan memberi nasihat yang benar. Rasulullah SAW menyatakan bahwa umatnya diampuni dari apa yang terlintas di hati selama tidak diucapkan atau dilakukan—namun bicara dan tindakan itulah yang menentukan tanggung jawab moral.
Praktik Nyata untuk Menjauhi Buruk Sangka & Ghibah
- **Latih kebiasaan berbaik sangka:** biasakan memberi penafsiran terbaik bila tidak ada bukti.
- **Periksa sumber informasi:** verifikasi sebelum menyebarkan berita yang meragukan.
- **Diam lebih aman:** jika prasangka datang, kalau tidak ada bukti, simpanlah dalam hati dan jangan ucapkan.
- **Tingkatkan keterampilan empati:** cari konteks dan alasan sebelum menilai—mungkin ada keadaan yang tidak kita ketahui.
- **Perkuat silaturahim:** jalin komunikasi terbuka sehingga kesalahpahaman mudah diselesaikan tanpa gosip.
- **Belajar dari Al-Qur'an dan Hadits:** kaji sirah dan tafsir untuk memahami pentingnya menjaga kehormatan sesama.
"Sesungguhnya Allah memaafkan bagi umatku apa yang terlintas di jiwa mereka selama mereka tidak membicarakannya atau mengerjakannya." (HR. Bukhari & Muslim)
Menjaga hati dari prasangka buruk dan menjaga lisan dari menggunjing adalah bagian dari etika sosial dan spiritual. Dengan berlatih, masyarakat dapat memperkuat kepercayaan, persaudaraan, dan keharmonisan.