#Osman I – Sang Pendiri Kesultanan Utsmaniyah
Di penghujung abad ke-7 Hijriah, tanah Anatolia berguncang. Seljuk Rum yang dahulu perkasa telah goyah, menjadi bayangan dari kejayaannya. Serangan Mongol dan perpecahan di dalam membuat negeri-negeri Islam terpecah menjadi beylik-beylik kecil. Di tengah pusaran sejarah itulah, seorang pemimpin muda muncul dari kabilah kecil Turki Oghuz, namanya Osman ibn Ertuğrul.

Osman lahir sekitar tahun 656 H / 1258 M, tahun yang sama dengan kejatuhan Baghdad oleh Hulagu Khan. Seolah-olah sejarah menyiapkan seorang anak kecil untuk mengangkat kembali panji Islam, ketika pusat kekhalifahan porak poranda.
Ayahnya, Ertuğrul Bey, memimpin kabilah Kayı, pengembara dari Asia Tengah yang menetap di Anatolia barat laut. Setelah Ertuğrul wafat, Osman mewarisi kepemimpinan pada usia muda. Ia bukan hanya seorang pejuang gagah berani, tapi juga seorang yang visioner.
Osman memutuskan untuk tidak tunduk pada Mongol, meski banyak beylik lain memilih menjadi penguasa boneka. Ia menyatukan suku-suku kecil di sekitarnya dan mulai menyerang benteng-benteng Bizantium yang lemah di perbatasan.
Dikisahkan dalam tradisi Turki, Osman suatu malam bermimpi: sebatang pohon besar tumbuh dari dadanya, cabangnya menjulang ke langit, menaungi tiga benua. Para ulama menafsirkan mimpi itu sebagai tanda bahwa keturunannya kelak membangun kerajaan besar yang meliputi Asia, Afrika, dan Eropa. Sejak saat itu, semangatnya semakin menyala.
Dengan pasukan kecilnya, Osman menaklukkan kota-kota perbatasan. Tahun 699 H / 1299 M, ia mendeklarasikan berdirinya sebuah negara merdeka, bebas dari Seljuk dan Mongol, awal Kesultanan Utsmaniyah.
Osman memimpin dengan adil. Ia memberi tanah kepada prajurit dan petani, mendukung ulama, serta menjaga hukum Islam dalam pemerintahannya. Keberaniannya melawan Bizantium membuat rakyat Turki berbondong-bondong bergabung.
Pesan terakhir kepada putranya Orhan: “Jadilah pemimpin adil, jagalah agama, muliakan ulama, dan jangan pernah tinggalkan jihad di jalan Allah.”
Osman wafat 726 H / 1326 M, dimakamkan di Bursa, ibu kota pertama Utsmaniyah.
#Orhan I – Sang Penerus yang Menguatkan Utsmaniyah
Orhan ibn Osman memulai babak baru: menata ibu kota, menguatkan pasukan, dan memperluas wilayah dengan disiplin administratif yang rapi.
🕌 Menaklukkan Bursa
Bursa diambil dari Bizantium dan dijadikan ibu kota pertama. Orhan membangun masjid, pasar, dan madrasah, menjadikannya pusat denyut kehidupan rakyat.
⚔️ Memperkuat Pasukan
Kerajaan butuh struktur, bukan hanya semangat. Orhan membentuk pasukan reguler, memulai tradisi militer Utsmaniyah yang kelak masyhur.
🌍 Perluasan Wilayah
- Menaklukkan Nicea (Iznik) dan Nicomedia (Izmit).
- Menguasai Anatolia barat laut dan membuka jalan ke Balkan.
📜 Pemerintahan & Agama
Religius dan adil: pajak, administrasi, pengadilan syariah berjalan teratur. Orhan memerintah 726–761 H (1326–1362 M), dimakamkan di Bursa di samping Osman.
#Murad I – Sang Penakluk Balkan
🏰 Memindahkan Ibu Kota ke Edirne
Tahun 1365, ibu kota dipindah dari Bursa ke Adrianopolis (Edirne), strategis untuk menatap Balkan; Bursa tetap pusat spiritual.
⚔️ Menyeberang ke Balkan
Thrace, Makedonia, Bulgaria, kota demi kota jatuh. Utsmaniyah kini berwajah Asia dan Eropa.
⚖️ Sistem Pemerintahan Baru
Dibentuk Divan, ditata birokrasi dan pajak, peran ulama diperkokoh. Janissari mulai dikenal, berkembang penuh di generasi berikutnya.
⚔️ Pertempuran Kosovo (791 H / 1389 M)
Koalisi besar Kristen Balkan dikalahkan. Murad gugur ditikam selepas kemenangan, syahid menurut tradisi Utsmaniyah. Tahta beralih ke Bayezid I (Yıldırım).
#Bayezid I – Sang Kilat yang Menantang Timur Lenk
🏹 Awal Pemerintahan
Serbia ditundukkan (negara vasal), pengaruh ke Bulgaria & Hungaria, beylik-beylik Anatolia disatukan.
🕌 Sultan Perkasa
Tegas menegakkan syariat, membangun masjid & madrasah, dihormati rakyat dan disegani lawan.
⚔️ Nikopolis (802 H / 1396 M)
Koalisi Salib Eropa dihancurkan, nama Bayezid menggema sebagai pahlawan yang mematahkan Perang Salib terakhir di Eropa Timur.
🌍 Menuju Konstantinopel
Pengepungan berulang melemahkan Bizantium, meski benteng belum tertembus.
⚡ Ankara (1402 M / 805 H)
Melawan Timur Lenk. Beylik yang disatukan berbalik arah. Utsmaniyah kalah, Bayezid ditawan dan wafat dalam kurungan, akhir pahit seorang “Kilat”.
#Masa Interregnum Utsmaniyah (1402–1413 M)
Setelah Ankara, sayap Utsmaniyah patah. Beylik-beylik dibebaskan Timur, putra-putra Bayezid berebut tahta, Fetret Devri.
👑 Putra-Putra Bayezid
- Süleyman Çelebi → Eropa (Rumelia & Edirne)
- İsa Çelebi → Bursa & Anatolia barat
- Mehmed Çelebi → Amasya (Anatolia utara)
- Musa Çelebi → awalnya bersama Mehmed, lalu berbalik
- Mustafa Çelebi → pretender (palsu/lemah)
⚔️ Pertikaian Saudara
Mehmed mengalahkan İsa. Süleyman menguat di Balkan tapi disukai Bizantium, menuai antipati. Mehmed kirim Musa menantang Süleyman (Süleyman tewas 1411). Musa keras terhadap Bizantium; bangsawan Balkan berpihak ke Mehmed. Mehmed menyeberang, mengalahkan Musa (1413).
🏆 Mehmed I – Sang Penyatu Kedua
816 H / 1413 M, Mehmed Çelebi dinobatkan sebagai Sultan Mehmed I. Utsmaniyah disatukan kembali, pelajaran berharga: persatuan adalah sumbu keberlanjutan.
Konteks tambahan santai
Kisah-kisah ini bukan cuma soal panji dan pedang, tapi tentang visi. Dari mimpi Osman, ketelitian Orhan, langkah berani Murad menatap Balkan, sampai kilatnya Bayezid yang tersandung badai Timur, kita diajak melihat: kerajaan besar tumbuh dari disiplin, keadilan, dan persatuan. Interregnum mengingatkan, tanpa penerus kuat dan arah bersama, negeri bisa retak. Pelajarannya relevan di mana saja, kapan saja.
Kolom komentar