Home Home

Timeline Sejarah Maulid Nabi

Dari awal kemunculan pada masa Dinasti Fathimiyah, penerimaan sebagian ulama, hingga dinamika modern—dijelaskan padat, runtut, dan mudah dipahami.

Sejarah Ikhtilaf Ulama Budaya & Dakwah

Ringkasan cepat

Inti: Maulid Nabi tidak dikenal pada masa Nabi ﷺ, sahabat, dan tabi’in. Praktiknya muncul kemudian, lalu menjadi ruang perbedaan penilaian ulama: ada yang menolak sebagai bid’ah, ada yang membolehkan dengan syarat kontennya sesuai tuntunan syariat.

Timeline perkembangan

Abad ke-4 H (sekitar 900-an M) Fathimiyah, Mesir

- Perayaan Maulid pertama kali dicatat pada masa Dinasti Fathimiyah (Syi’ah).

- Lebih dekat pada tradisi istana dan politik, bukan sunnah generasi awal.

Abad ke-6–7 H Syam & Irak

- Mulai diadopsi kalangan Ahlus Sunnah di beberapa wilayah.

- Format sederhana: pembacaan sirah, dzikir, dan doa.

Abad ke-8–9 H Karya ulama

- Ulama seperti Ibn Hajar al-‘Asqalani dan as-Suyuthi menulis risalah yang membolehkan dengan syarat.

- Konten disaring: shalawat, dzikir, sedekah, dan pengajaran sirah.

Abad ke-12 H Gelombang tajdid

- Gerakan pembaruan, termasuk Ibn Abdul Wahhab, menolak Maulid sebagai bid’ah.

- Terbentuk dua arus besar: penolakan total vs kebolehan bersyarat.

Masa modern (abad ke-19–sekarang) Ragam praktik

- Indonesia, Mesir, Turki, Maroko: perayaan luas, bernuansa dakwah dan budaya.

- Saudi Arabia dan sebagian Teluk: tidak dirayakan secara resmi.

Konteks dan penjelasan

  • Landasan keberatan: Ketiadaan teladan salaf, potensi tasyabbuh, dan ghuluw.
  • Landasan kebolehan: Substansi kebaikan (shalawat, sirah, sedekah) sebagai wasilah, bukan ibadah khusus yang ditetapkan nash.
  • Prinsip adab: Jaga persaudaraan, utamakan ilmu, hindari saling menyalahkan, fokus pada amalan yang jelas dalilnya.

Bagikan artikel ini

Komentar

times;