“Mengapa kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, nak?” tanya seorang ayah kepada anaknya.
Dengan nada penuh keyakinan, sang anak menjawab, “Di negeri ini jadi pengusaha itu susah, Pak. Banyak sekali birokrasi yang berbelit. Lebih baik saya jadi birokratnya saja, hidup akan lebih enak.”
Ayahnya kembali bertanya, “Kalau kamu memang ingin bekerja, kenapa tidak di perusahaan swasta?”
Sang anak tetap skeptis. “Bagaimana saya bisa tenang di perusahaan swasta, Pak, sementara pemerintahnya sering mempersulit pengusaha swasta, kecuali mereka yang dekat dengan pejabat?”
Melihat anaknya terus memberikan jawaban yang sama, sang ayah akhirnya berujar, “Baiklah anakku, kalau memang itu keputusanmu. Sekarang, ikutlah denganku.”
Mereka berdua berjalan kaki menuju sebuah perkampungan sederhana. Di sana, sang ayah menunjuk lima rumah paling sederhana. “Anakku, datanglah ke lima rumah itu. Mintalah sepuluh ribu rupiah dari tiap rumah, dan bilang pada mereka, bulan depan kamu akan kembali untuk meminta uang lagi dengan jumlah yang sama.”
Sang anak tertegun. Ia bingung. Bagaimana mungkin ia mengemis pada orang-orang yang bahkan untuk makan sehari-hari saja mereka kesulitan? Air mata mulai menetes di pipinya.
“Bapak… bagaimana mungkin aku mengemis pada mereka? Mereka saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja kesulitan,” ucapnya dengan suara serak.
Sang anak menangis. “Aku tidak bisa, Pak... Aku lebih baik bekerja dengan keras dan meneteskan keringatku sendiri daripada harus meminta uang pada mereka.”
Melihat anaknya menangis, sang ayah berbicara dengan lembut dan bijak.
“Anakku, negeri kita ini sedang sakit. Kalau kamu ingin jadi pegawai negeri hanya karena alasan kerja santai dan gaji yang pasti, kamu hanya akan menambah beban negeri ini. Beban rakyat yang untuk makan saja mereka merasa kesulitan.”
“Gaji pegawai negeri itu didapat dari rakyat yang miskin ini, nak. Lebih baik kamu jadi pengusaha dengan meneteskan keringatmu sendiri untuk menafkahi keluargamu. Walaupun hanya pengusaha kecil, itu jauh lebih mulia daripada kamu mengemis uang pada rakyat yang miskin ini.”

“Ubahlah Niatmu sebelum mulai mengikuti proses Rekrutmen CPNS, nak.”
Sang anak tertegun dan mengangguk.
Info Internetmu
- Sistem Operasi: Mendeteksi OS Anda...
- Browser: Mendeteksi Browser Anda...
- Lokasi IP: Mendeteksi Lokasi Anda...