Cerita singkat instalasinya
Begitu CD pesanan dari Canonical nyampe, langsung gas: colok, pilih Live Session, nyobain Kubuntu dulu buat ngerasain rasa KDE. Akhirnya pemilik laptop jatuh hati ke Ubuntu (GNOME) — ya wis, soal selera itu personal.
Di awal, perangkat masih ditempeli OS bajakan. Kita putuskan bersih sekalian: single‑boot Ubuntu. Hasilnya lebih ringan, lebih tenang, dan jelas lebih lega di hati. Setelah install, update standar, cek driver, dan setel codec seperlunya — beres buat harian.
Oh ya, stok CD Ship‑It tinggal 10 keping. Para penggiat open source di sekitar sini sudah “merampok” sebagian. Kalau mau ikut kebagian nostalgia optik, buru sebelum kehabisan!
Tips cepat biar pengalaman halus
- Backup dulu: Simpan data penting ke flashdisk/partisi lain sebelum format.
- Uji perangkat keras: Coba Wi‑Fi, audio, touchpad saat Live Session.
- Partisi rapi: Sisihkan partisi khusus untuk data agar mudah migrasi di masa depan.
- Update & driver: Setelah install, jalankan pembaruan dan cek Additional Drivers bila perlu.
Komentar