🌍 Latar Belakang
Pada abad ke-7 M, Mesir merupakan salah satu provinsi paling penting dalam Kekaisaran Bizantium. Negeri ini dikenal sebagai “lumbung gandum dunia”, karena Sungai Nil menjamin kesuburan tanahnya. Bagi Bizantium, Mesir adalah sumber pangan utama bagi Konstantinopel. Sementara bagi umat Islam, Mesir menjadi pintu gerbang menuju Afrika sekaligus jalur strategis ke Laut Tengah.
Setelah wilayah Syam (Levant) jatuh ke tangan kaum Muslimin, perhatian pun beralih ke Mesir. Amr bin al-‘Ash, sahabat Nabi yang cerdas dan berpengalaman, mengusulkan ekspedisi ini kepada Khalifah Umar bin al-Khattab. Awalnya Umar ragu, sebab Mesir adalah negeri besar dengan benteng-benteng kuat. Namun Amr meyakinkan beliau: “Jika Allah menolong, Mesir akan menjadi benteng Islam dan sumber rezeki kaum Muslimin.”
Latar Belakang Politik & Sosial
- Mesir di bawah Bizantium: Mesir adalah provinsi emas Kekaisaran Bizantium. Gandum dari lembah Nil menjadi suplai utama Konstantinopel. Namun rakyat Koptik (Kristen Mesir) kerap ditindas dengan pajak tinggi dan diskriminasi agama.
- Kondisi internal Bizantium: Kekaisaran sedang melemah akibat perang panjang melawan Persia serta tekanan dari bangsa-bangsa barbar.
- Motivasi Muslimin: Selain visi strategis, penaklukan Mesir dipandang sebagai misi pembebasan rakyat dari penindasan, sekaligus memperkuat ekonomi Khilafah.
🚶♂️ Perjalanan Awal
- Amr bin al-‘Ash: Sahabat Nabi yang cerdas, diplomat ulung, dan pernah mengenal Mesir sejak masa jahiliyah karena urusan dagang.
- Pasukan awal: ±4.000 orang, dengan semangat jihad dan keyakinan bahwa Allah akan menolong.
- Restu Umar: Umar bin Khattab awalnya ragu, tapi akhirnya memberi izin dengan syarat pasukan harus rela dan siap.
🚶♂️ Perjalanan Menuju Mesir
- Pasukan awal: ±4.000 orang, terdiri dari Muhajirin, Anshar, dan kabilah Arab yang telah masuk Islam.
- Rute: Dari Madinah → Sinai → Al-Farma (gerbang Mesir).
- Misi: Bukan sekadar ekspansi, tapi membawa keadilan dan membebaskan rakyat dari penindasan pajak Bizantium.
🏰 Pertempuran Penting
1. Al-Farma (640 M)
- Kota benteng di pesisir timur Mesir, gerbang timur yang dijaga ketat.
- Bizantium menganggap pasukan Muslim kecil dan mudah dikalahkan.
- Pasukan Muslim mengepung dan menyerang berulang kali dengan disiplin dan keberanian.
- Akhirnya benteng runtuh, menjadi kemenangan pertama yang membuka jalan ke jantung Mesir.
2. Babilon (641 M)
- Benteng terkuat Bizantium di tepi Sungai Nil, dekat Kairo modern.
- Tembok setinggi 20 meter, pasukan ribuan, logistik melimpah.
- Pengepungan berlangsung berbulan-bulan.
- Bala bantuan dari Madinah: 4.000 prajurit tambahan, termasuk Zubair bin al-‘Awwam, Miqdad bin al-Aswad, dan Ubaidah bin as-Samit.
- Momen heroik: Zubair memanjat tembok di malam hari, menancapkan panji Islam di atas dinding. Mental Bizantium runtuh, gerbang terbuka, dan benteng jatuh.
3. Alexandria (642 M)
- Kota pelabuhan terbesar, pusat perdagangan, budaya, dan ilmu pengetahuan.
- Pertahanan kuat, didukung armada laut Bizantium.
- Namun rakyat Koptik lebih memilih pemerintahan Muslim yang adil daripada tirani Bizantium.
- Setelah pertempuran panjang, kota menyerah dengan perjanjian damai: kebebasan beribadah dijamin, harta aman, pajak lebih ringan.
🕌 Setelah Penaklukan
Fusthath Didirikan
- Kota baru dekat benteng Babilon, menjadi ibu kota Islam pertama di Mesir.
- Dari sinilah lahir Kairo di masa berikutnya.
Masjid Amr bin al-‘Ash
- Masjid pertama di Afrika.
- Simbol awal peradaban Islam di benua itu.
Sistem Pajak Adil
- Jizyah ringan, jauh lebih rendah dari pajak Bizantium.
- Rakyat Koptik merasakan keadilan dalam aturan baru.
Kebebasan Beragama
- Gereja tetap berdiri.
- Umat Koptik bebas beribadah tanpa penindasan.
Mesir Jadi Lumbung Pangan
- Hasil bumi Mesir menopang Hijaz dan Syam.
- Memperkuat stabilitas Khilafah.
📜 Pelajaran Penting
- Visi strategis: Amr melihat Mesir bukan sekadar wilayah, melainkan fondasi ekonomi dan politik.
- Keberanian taktis: Zubair di dinding Babilon menjadi simbol bahwa keberanian bisa mengubah sejarah.
- Etika pemerintahan: Umar menekankan keadilan. Rakyat Mesir lebih memilih pemerintahan Islam karena merasakan keadilan nyata.
🌟 Dampak Jangka Panjang
Mesir sebagai Pusat Ilmu & Budaya
- Mesir menjadi pusat ilmu, perdagangan, dan budaya Islam.
- Dari Mesir lahir ulama besar seperti Imam Syafi’i.
- Alexandria tetap menjadi pusat ilmu pengetahuan, kini dalam naungan Islam.
Hubungan dengan Komunitas Koptik
- Hubungan Muslim dengan komunitas Koptik relatif damai.
- Meski ada pasang surut, kebebasan beragama tetap terjaga.
Basis Ekspansi Islam
- Mesir menjadi basis penting dalam ekspansi Islam ke Afrika Utara dan Andalusia.
Refleksi Peradaban
✨ Dengan penaklukan Mesir, dunia Islam memasuki babak baru: bukan hanya menguasai tanah, tapi juga mengelola peradaban. Dari padang pasir Madinah, Islam kini berakar di tepi Nil, dan dari sana cahaya ilmu menyebar ke Afrika dan Eropa.