




Kisah Pertempuran Yarmuk (15 H / 636 M)
Langit Syam tampak merah membara, angin gurun bertiup di dataran luas dekat sungai Yarmuk, perbatasan antara Syam dan Bizantium. Di sinilah takdir dua kekuatan besar akan ditentukan. Yuk, kita telusuri momen bersejarah ini!
📜 Latar Belakang
Setelah Damaskus jatuh, Kaisar Bizantium Heraclius kirim pasukan super besar: 200.000–240.000 prajurit! Lawannya, pasukan Islam 30.000–40.000 yang dipimpin Khalid bin al-Walid (panglima lapangan), Abu Ubaidah (komandan Syam), Amr bin al-‘As, Yazid bin Abi Sufyan, Syurahbil bin Hasanah. Abu Ubaidah dengan tulus menyerahkan komando lapangan ke Khalid. Respect!
⚔️ Hari Pertama
Pagi itu, barisan dibagi: kanan (Amr bin al-‘As), kiri (Yazid bin Abi Sufyan), tengah (Abu Ubaidah & Syurahbil), kavaleri cadangan (Khalid). Khalid berdiri gagah, mengangkat pedang:
“Wahai kaum Muslimin, di depan kalian surga terbentang. Jangan gentar dengan jumlah mereka. Hari ini kita akan memutus urat nadi Bizantium di Syam!”
Takbir menggema! Pasukan Romawi maju, pasukan Islam sempat terdesak, tapi Khalid kirim kavaleri cadangan, barisan Romawi pun goyah!
⚔️ Hari Kedua – Perang Sengit
Bizantium gencar menyerang, pasukan Muslim hampir tercerai-berai. Di saat genting, para wanita Muslim keluar dari tenda, memukul pasukan yang mundur sambil berteriak:
“Kembalilah ke medan perang, atau biarlah kami yang menghadapi mereka!”
Panas! Semangat juang kembali membara, pasukan Muslim menyerang lagi dengan takbir membahana.
⚔️ Hari Ketiga – Strategi Khalid
Khalid satukan seluruh pasukan berkuda jadi satu kavaleri besar, sekitar 8.000 penunggang. Ia instruksikan:
“Hari ini kita akan mematahkan punggung Bizantium. Ikuti aba-abaku, jangan menyerang sebelum aku memberi tanda!”
Romawi menyerang tengah pasukan Muslim, Khalid memimpin kavaleri memutari medan, menghantam sayap Romawi, lalu memotong jalur belakang. Pasukan Romawi terkepung!
⚔️ Hari Keempat – Kemenangan
Pertempuran makin sengit. Vahan berusaha menyusun ulang pasukan, tapi Khalid terus menekan. Di tepi sungai Yarmuk, ribuan pasukan Bizantium terdesak ke jurang curam, banyak yang jatuh ke sungai, binasa. Panglima Vahan tewas. Dari pihak Muslim, sekitar 3.000–4.000 syuhada gugur.
🏆 Hasil Pertempuran
Pasukan Muslim (40.000) menang gemilang! Bizantium (200.000) hancur, Syam terbuka lebar, Palestina dan Yerusalem pun siap ditaklukkan.
Kaisar Heraclius: “Selamat tinggal, wahai Suriah. Engkau negeri yang indah, kini lepas dari tanganku.”
Malam kemenangan, api unggun menyala di tepi Yarmuk. Abu Ubaidah berkata:
“Demi Allah, engkau benar-benar pedang Allah yang terhunus.”
Khalid menjawab: “Bukan pedangku, wahai Abu Ubaidah. Ini adalah pertolongan Allah.”
Kisah Penyerahan Yerusalem (15 H / 637 M)
Syam masih berkabut kemenangan Yarmuk. Satu kota agung tersisa: Yerusalem, kota suci tiga agama. Yuk, lanjut ke episode berikutnya!
📜 Awal Gerakan Menuju Yerusalem
Khalifah Umar bin Khattab di Madinah, Abu Ubaidah panglima Syam, Khalid, Amr, Yazid, Syurahbil komandan lapangan. Pasukan sekitar 20.000–25.000. Abu Ubaidah bilang:
“Wahai Abu Sulaiman, kini Yerusalemlah benteng terakhir Romawi. Jika ia jatuh, Syam sepenuhnya jadi bumi Islam.”
Khalid mengangguk bersemangat. Pasukan Islam bergerak menuju Yerusalem!
⚔️ Pengepungan Yerusalem
Tahun 15 H / 637 M, pasukan Muslim mengepung Yerusalem. Bentengnya tinggi, dipimpin Patriark Sophronius. Lonceng gereja berdentang, takbir Muslim menggema di luar. Thomas, menantu Heraclius, bilang:
“Kaisar telah mundur ke Konstantinopel. Kita sendiri yang harus bertahan. Tapi kota-kota di sekitar sudah jatuh. Sampai kapan kita mampu menahan gelombang ini?”
Patriark Sophronius ingin menyerahkan kunci kota hanya kepada khalifah Muslim sendiri, bukan sekadar panglima.
📩 Utusan ke Madinah
Abu Ubaidah kirim surat ke Umar: “Wahai Amirul Mukminin, penduduk Yerusalem tak akan menyerahkan kunci kota kecuali kepadamu sendiri.”
Umar berangkat dari Madinah hanya ditemani pelayan dan seekor unta. Bergantian menunggang, pakaian sederhana. Ketika tiba di Syam, panglima-panglima menyambut, tapi Umar tetap tampil sederhana:
“Kita adalah kaum yang Allah muliakan dengan Islam. Jika mencari kemuliaan selain Islam, niscaya kita akan hina.”
🏰 Penyerahan Yerusalem
Di gerbang kota, Sophronius keluar dengan jubah kebesaran, terkejut melihat Umar. Ia bertanya:
“Engkaukah benar Amirul Mukminin?”
“Akulah Umar ibn al-Khattab.”
Kunci kota diserahkan, perjanjian damai dibuat: penduduk aman, gereja tetap berdiri, Kristen bebas ibadah, hanya bayar jizyah. Umar masuk Yerusalem bersama sahabat-sahabatnya.
🕌 Umar di Baitul Maqdis
Di Al-Haram al-Syarif, Umar melihat reruntuhan, lalu membersihkan dan sujud di sana. Itulah awal Masjid Umar, bagian dari kompleks Masjid al-Aqsa.
✨ Penutup
Yerusalem berada di bawah Islam, bukan dengan kekerasan, tapi perjanjian dan keadilan. Penduduk menyaksikan: khalifah Muslim datang tanpa kemegahan, hanya iman dan ketakwaan.
Abu Ubaidah: “Engkau benar-benar telah menaklukkan hati mereka, wahai Amirul Mukminin.”
Umar: “Bukan aku, tapi Islamlah yang menaklukkan dunia.”
Gema takbir membelah langit Yerusalem, kini rumah bagi tiga agama samawi.
Jadi, Yerusalem ditaklukkan 15 H / 637 M, dipimpin Abu Ubaidah dan Umar bin Khattab, dengan damai dan keadilan.