Perbedaan fikih itu ada dan akan terus ada. Yang dibutuhkan: akhlak ketika berbeda. Qunut Subuh? Kalau imam qunut, ikut aminkan. Kalau imam tidak qunut, jangan dipaksa—panjangkan i’tidal agar yang ingin qunut bisa melakukannya sendiri. Tenang, rukun, selesai.

Kaedah emas: “Imam itu diangkat untuk diikuti. Maka jangan menyelisihinya.” (HR. Bukhari & Muslim). Ranah qunut termasuk ijtihad; wajar ulama berbeda pendapat. Adabnya: ikuti imam, jaga barisan.

Ringkasan sikap praktis

  • Makmum anti qunut → imam qunut: tetap ikut mengangkat tangan dan aminkan doa qunut.
  • Imam anti qunut → jamaah suka qunut: imam memanjangkan i’tidal (dzikir “Rabbana wa lakal hamd…” beserta pujian) agar makmum sempat berqunut sendiri.
  • Tidak dengar doa qunut imam: makmum boleh berdoa sendiri saat itu.

Kutipan ulama

مسألة فإن ائتم بمن يقنت في الفجر أو في النازلة تابعه
الدليل حدبث إنما جعل الإمام ليؤتم به فلا تختلفوا عليه

“Jika bermakmum kepada imam yang berqunut pada Subuh atau saat nazilah, hendaknya ia mengikutinya. Dalilnya: ‘Imam itu diangkat untuk diikuti. Karena itu, jangan menyelisihinya.’”

وأمن المؤموم إن كان يسمع القنوت وإن لم يسمع القنوت دعا

“Makmum mengaminkan doa qunut jika mendengar; jika tidak mendengar, ia berdoa sendiri.”

قال في الاختيارات: وإذا فعل الإمام ما يسوغ فيه الاجتهاد تبعه المأموم فيه وإن كان هو لا يراه مثل القنوت في الفجر ووصل الوتر

Ibnu Taimiyah (dalam al-Ikhtiyārāt): “Jika imam melakukan perkara yang termasuk wilayah ijtihad, maka makmum mengikutinya meski ia pribadi tidak berpendapat demikian; seperti qunut Subuh dan witir tiga rakaat sekaligus.”

Catatan i’tidal panjang: Ulama Najd yang dikutip dalam Ghāyah al-Marām Syarh Mughni Dzawil Afhām (Syaikh Abdul Muhsin Ālu ‘Ubaikan, 5/376) menganjurkan imam memanjangkan dzikir i’tidal (mis. menambah pujian “ملء السماء وملء الأرض…”) agar makmum yang ingin qunut punya waktu. Pendapat ini juga dikuatkan oleh sebagian guru yang dikutip Ibnu Fairuz.

Galeri

Setenang i’tidal, sehangat doa—biar hati adem.

Penutup

Perbedaan boleh, perpecahan jangan. Kalau kita sepakat menjaga adab berjamaah, qunut atau tidak qunut akan tetap terasa hangat—karena yang utuh adalah barisan dan hati.