Awal berdirinya Kerajaan Seljuk
Pada abad ke-10 M, di padang luas Asia Tengah, hiduplah sebuah suku Turki nomaden dari rumpun Oghuz. Mereka dikenal sebagai bangsa pengembara yang tangguh, ahli memanah di atas kuda, dan hidup berpindah-pindah mengikuti padang rumput.
Dari suku ini lahir seorang tokoh bernama Seljuk bin Dukak. Ia bukan raja besar, tapi seorang pemimpin suku yang bijak. Seljuk membawa kaumnya mendekati peradaban Islam di sekitar Transoxiana (sekarang Uzbekistan dan Turkmenistan). Saat itu, Islam sedang berkembang pesat melalui jalur perdagangan dan dakwah para ulama. Seljuk pun tertarik dengan ajaran baru ini, hingga akhirnya ia dan kaumnya masuk Islam.
🔹 Peristiwa penting ini kelak memberi nama kepada sebuah kerajaan besar: Dinasti Seljuk.
⚔️ Dari suku nomaden jadi kekaisaran
Setelah Seljuk wafat, kepemimpinan berpindah ke anak-cucunya. Dua tokoh penting yang membawa suku ini naik adalah: Tughril Beg dan Chaghri Beg.
Mereka bersaudara, cucu dari Seljuk. Dengan kekuatan kuda-kuda stepa dan semangat jihad, mereka mulai menantang kekuasaan dinasti yang sudah mapan, seperti Samanid dan Ghaznawiyah di Persia.
Pada tahun 1037 M, Tughril Beg berhasil merebut Nishapur (Iran sekarang). Peristiwa ini dianggap sebagai awal resmi berdirinya Kesultanan Seljuk.
🕌 Mendekat ke Baghdad
Saat itu, kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad sedang lemah. Khalifah hanya menjadi simbol, sementara para penguasa militer (Buyid, Syiah Persia) yang mengendalikan istana.
Tughril Beg melihat peluang. Ia mengalahkan penguasa Syiah Buyid dan masuk ke Baghdad tahun 1055 M. Khalifah Abbasiyah pun menyambutnya sebagai pelindung Islam Sunni dan memberi gelar Sultan. Sejak saat itu, Seljuk menjadi penopang utama kekhalifahan Abbasiyah, sekaligus penguasa militer dan politik terbesar di kawasan.
Puncak kejayaan Dinasti Seljuk
1) Alp Arslan (1063–1072 M) – Singa Pemberani
- Ia memperkuat pasukan kavaleri Turki yang gesit di padang rumput.
- Menguasai Persia, Azerbaijan, Armenia, hingga masuk ke Anatolia.
- Peristiwa terbesar: Perang Manzikert (1071 M) melawan Kaisar Bizantium Romanos IV, kemenangan besar, kaisarnya tertawan.
👉 Kemenangan ini membuka jalan bagi orang-orang Turki (kelak Ottoman) untuk menguasai Anatolia (Turki modern). Namun, Alp Arslan wafat muda (1072 M) karena ditikam saat menundukkan sebuah benteng. Ia digantikan putranya, Malik Shah.
2) Malik Shah I (1072–1092 M) – Masa keemasan
- Wilayahnya membentang dari Asia Tengah (Mawarannahr), Persia, Irak, Suriah, hingga Anatolia.
- Baghdad tetap jadi pusat spiritual di bawah Abbasiyah, tapi kekuasaan nyata ada di tangan Seljuk.
- Didampingi wazir jenius, Nizām al-Mulk.
🔹 Peran Nizām al-Mulk: menulis Siyāsat-nāma (kitab politik) dan mendirikan jaringan madrasah Nizāmiyyah di berbagai kota (Baghdad, Nishapur, Balkh, dll.), melahirkan ulama besar seperti Imam al-Ghazali.
🔹 Kebudayaan & Sains: Kalender Jalali disusun oleh Umar Khayyam, lebih akurat dari kalender Julian Eropa kala itu. Seni arsitektur Seljuk berkembang, dengan masjid megah dan caravanserai di jalur perdagangan.
👉 Pada masa ini, Seljuk bukan hanya kerajaan militer, tapi juga pusat peradaban ilmu dan budaya.
3) Mulai retak (setelah 1092 M)
Setelah Malik Shah wafat, perebutan kekuasaan antar keluarga melemahkan dinasti. Seljuk terpecah jadi beberapa bagian: Seljuk Persia, Seljuk Irak, Seljuk Rum (Anatolia). Di masa inilah muncul tantangan besar: Perang Salib (1095 M). Meski melemah, warisan Seljuk tetap besar, membuka Anatolia bagi Islam, menjadi pelindung Abbasiyah, dan meninggalkan tradisi ilmu lewat madrasah Nizāmiyyah.
Keruntuhan Dinasti Seljuk
1) Perpecahan internal (setelah 1092 M)
Ketika Malik Shah I wafat, para pangeran, gubernur, dan jenderal mulai memperebutkan tahta. Cabang-cabang Seljuk muncul: Persia (Iran & Khurasan), Irak, Syam (Suriah), dan Rum (Anatolia/Turki), masing-masing saling bersaing.
2) Munculnya Perang Salib (1095 M)
Seljuk Rum menguasai Anatolia setelah Manzikert, membuat Bizantium meminta bantuan Barat. Paus Urban II menyerukan Perang Salib Pertama, dan pada 1099 M Yerusalem jatuh. Perpecahan membuat Seljuk gagal membendung serangan.
3) Bangkitnya dinasti-dinasti baru
Zengid di Aleppo & Mosul (abad 12), Ayyubiyah (Salahuddin al-Ayyubi, 1137–1193 M) yang merebut kembali Yerusalem (1187 M). Seljuk Rum bertahan lebih lama di Anatolia, tapi makin terdesak.
4) Serangan Mongol (abad 13)
1220-an: Genghis Khan menyerbu Khwarezmia dan Persia. 1243: Seljuk Rum kalah di Perang Köse Dağ dan menjadi vasal Mongol. 1258: Hulagu Khan menghancurkan Baghdad dan menggulingkan Abbasiyah. Seljuk pun meredup dari panggung utama sejarah.
5) Warisan Seljuk
- Politik: penopang Abbasiyah, membuka jalan lahirnya Utsmaniyah.
- Budaya: madrasah Nizāmiyyah melahirkan ulama besar (Imam al-Ghazali, Fakhruddin al-Razi, dll.).
- Militer: membuka Anatolia bagi Islam, cikal bakal Turki modern.
- Ilmu pengetahuan: Kalender Jalali dan pusat-pusat ilmu.
Catatan ringkas
- Masa emas: Alp Arslan & Malik Shah (abad 11).
- Mundur: perpecahan internal + Perang Salib (abad 12).
- Runtuh: serangan Mongol (abad 13).
Tambahan konteks ringan
Kalau kita lihat, kekuatan Seljuk bukan cuma di medan perang. Mereka pandai merajut jaringan ilmu dan pendidikan. Jalur dagang dijaga aman, ulama diberi ruang, dan kota-kota tumbuh jadi sentra belajar. Kombinasi kavaleri gesit dan kebijakan yang rapi, itu yang bikin Seljuk bersinar lama sebelum akhirnya zaman berubah dan tantangan datang bertubi-tubi.
Kolom komentar