Penaklukan Persia
Penaklukan Persia bukan sekadar kisah perang, tapi titik balik besar yang mengubah arah sejarah Islam. Di sini kamu akan menemukan cerita tentang strategi, tokoh, dan warisan budaya yang lahir dari peristiwa ini.
Penaklukan Persia bukan sekadar kisah perang, tapi titik balik besar yang mengubah arah sejarah Islam. Di sini kamu akan menemukan cerita tentang strategi, tokoh, dan warisan budaya yang lahir dari peristiwa ini.
Kekaisaran Sassanid Persia pada awal abad ke-7 sedang melemah akibat konflik internal dan peperangan panjang dengan Bizantium. Di sisi lain, umat Islam yang baru saja menyelesaikan ekspansi di Jazirah Arab mulai bergerak keluar, dipimpin oleh para sahabat Nabi. Kondisi ini membuka jalan bagi pertemuan dua kekuatan besar.
Ekspedisi pertama dipimpin **Khalid bin al-Walid** sekitar tahun 633 M. Ia memenangkan pertempuran di Dzat as-Salasil, Ullais, dan menaklukkan kota al-Hirah. Kemenangan ini menandai awal masuknya pasukan Muslim ke wilayah Irak, pintu gerbang Persia.
Pada masa Khalifah **Umar bin Khattab**, pasukan Muslim menghadapi pertempuran besar di **Qadisiyyah** (636 M). Di bawah komando **Sa’d bin Abi Waqqash**, pasukan Muslim berhasil mengalahkan tentara Persia yang dipimpin Rustum. Kemenangan ini membuka jalan menuju ibu kota Mada’in, yang jatuh pada 637 M. Beberapa tahun kemudian, pertempuran **Nahawand** (642 M) menjadi penentu, dikenal sebagai “Kemenangan Besar” (*Fath al-Futuh*).
Raja terakhir Sassanid, **Yazdegerd III**, melarikan diri dari satu kota ke kota lain hingga akhirnya terbunuh. Dengan itu, kekuasaan Persia runtuh, dan wilayahnya secara bertahap masuk ke dalam kekuasaan Daulah Islam.
Penaklukan Persia membawa dampak besar: sistem administrasi dan budaya Persia diadopsi, ilmu pengetahuan berkembang pesat, dan lahirlah generasi ulama, ilmuwan, serta sastrawan yang memperkaya peradaban Islam. Persia menjadi pusat intelektual dunia Islam selama berabad-abad.
Penaklukan Persia bukan sekadar kemenangan militer, tetapi juga pertemuan dua peradaban besar. Dari peristiwa ini lahir warisan ilmu, seni, dan spiritualitas yang masih terasa hingga kini. Sejarah ini mengajarkan tentang dinamika kekuasaan, ketahanan iman, dan pentingnya pertukaran budaya.
Kemenangan di Dzat as-Salasil, Ullais, dan penaklukan al-Hirah.
Sa’d bin Abi Waqqash memimpin pasukan Muslim mengalahkan Rustum.
Ibu kota Persia jatuh, membuka jalan ke jantung kekuasaan Sassanid.
Dikenal sebagai “Fath al-Futuh” (Kemenangan Besar), menandai runtuhnya Persia.
“Pedang Allah” yang memimpin ekspedisi awal ke Irak (633 M), menaklukkan al-Hirah dan memenangkan banyak pertempuran.
Panglima di Qadisiyyah (636 M), berhasil mengalahkan Rustum dan membuka jalan ke Mada’in.
Panglima besar Persia yang memimpin di Qadisiyyah, gugur dalam pertempuran menentukan itu.
Raja terakhir Sassanid, melarikan diri setelah kekalahan demi kekalahan hingga akhirnya terbunuh.